Monday, August 29, 2016

CERITA PENDEK (CERPEN) ROMANTIS SEPUCUK BUNGA CINTA TUK WANITA TERSAYANG

CERITA PENDEK (CERPEN) ROMANTIS SEPUCUK BUNGA CINTA TUK WANITA TERSAYANG
Gambar diambil dari internet


            “Hei…hei… sssttt...semuanya, tu lihat…lihat Hadi lagi jalan ma Lia, ayo-ayo kita lihat, ayo…ayo…” bisikan kecil seorang temenku yang menyita banyak perhatian teman-teman lainnya. Aku dan Lia seperti kijang yang sedang diincar singa sebagai mangsa yang lezat baginya. Berjalan dengan agak kencang karna bisikan kecil dari teman dan rintikan hujan  yang terus mengguyur dan membasahi tubuh kami yang akan mengambil tempat pensil di laci bangku di kelas kami. Di kelas yang bersih, harum, dan meja-meja yang tertata rapi itu, kami mulai mengambil kotak pensil yang tertinggal itu. Tiba-tiba…
“DOOORR….!!”
Suara pintu kelas yang menggelegar dari kejauhan. Aku dan Lia terkejut seperti seekor harimau yang bangun dari tidur panjangnya yang sigap loncat dari rasa terpesona ketika bersama di kelas yang menyejukkan mata dengan gambaran-gambaran dindingnya nan indah. Pintu kecil yang ku lewati tadi tiba-tiba tekunci dari luar. Aku dan Lia hanya saling memandang, saling bertanya mengapa pintu itu terkunci ketika kami berdua di dalamnya. Suara tawa dari luar pintu itu pun terdengar sampai gendang telingaku. Ternyata teman-teman perempuanku yang mengganjal pintu kecil tersebut dengan badannya yang dirasa kuat baginya untuk mengunciku dalam kelas yang mulai pengap itu. “Hai ini gimana…???” ucap Lia dengan rasa yang dag dig dug karna bersamaku. Suara yang  gemetar dengan nada-nada yang lembut sebagai tanda bagiku bahwa dia mencintaiku. Ia yang sedang duduk di kursi kecil belakang kelas dekat pintu itu makin lama menampakkan wajah malu dan senang karna bersamaku. Sebenarnya aku ingin menjadikan dia sebagai wanita pujaan hatiku tanggal 09 November 2011 ini tapi itu semua ternyata belum jadi karna suara bising yang mengganggu keadaan hatiku yang ingin bahagia bersamanya. Aku hanya tersenyum dan menjawab “Ditunggu aja sampai mereka mulai lemah menahan pintu kecil itu”.
Dengan tenaga yang penuh, gadis cantik itu pun bangkit dari tempat duduknya menuju pintu yang tertutup itu. Ia mendorong dengan penuh tenaga dari balik pintu yang ditahan oleh teman yang lain. Wajah cantiknya ketika mendorong pintu kecil itu terlihat lucu bagi diriku ini. Terlihat lesung pipi pipitnya yang terlihat lembut serta matanya yang memancarkan kilauan cahaya dari berlian yang bersinar, membuat diriku semakin cinta padanya. Walaupun dengan tenaganya yang kuat, tetap saja dia belum bisa membuka pintu kecil itu. Hingga akhirnya aku yang mendorong pintu kecil itu. Tak lupa ku baca basmalah sebelum membukanya, dan akhirnya “Ngiiick..” pintu itu pun terbuka dengan mudah.
“AAAAKKKHH!!”
Jeritan teman-teman wanita kelasku yang terdengar kerasnya mendemtum di depan wajahku, menjerit kesakitan tertabrak pintu kecil yang baru itu. “Aduh Hadi, sakit….” rengean seorang temenku yang tadi mengganjal jalan keluarku dan Lia. Kebersamaanku dengan Lia pun membuat gaduh sekolah tentang sepasang pemuda yang sedang jatuh cinta. Aku belum jadi bilang kepadanya agar menjadi seorang permaisuriku yang aku sayang. “Tapi gak pa pa, besuk dia akan menjadi merah delimaku yang aku cinta, aku sayang, dan aku perhatikan agar ku dan dia selalu bersama bagaikan lebah dan bunga yang keduanya saling melengkapi, saling membutuhkan dan yang penting selalu berdampingan untuk selama-lamanya” ucapku dalam hati yang penuh semangat kepadanya. Tak terasa mentari telah lelah menemani hariku ini, hari mulai terlihat petang. Aku dan teman-teman lainnya pun melangkah menuju istana megahnya masing-masing.
Di malam yang terselimuti kedinginan suasana luar dan kehangatan cinta yang membara dalam hatiku menemaniku dalam tidur pulasku. Ku tertidur dengan buaian mimpi indahku. Dalam mimpi indahku, aku berjalan-jalan mengelilingi taman hijau yang subur. Taman yang dikelilingi oleh cahaya abadi yang selalu bersinar menyinariku kamanapun aku pergi. Tiba-tiba terlihat sesosok bidadari cantik jelita yang datang mendekatiku. Kulitnya yang putih bersinar dengan pakaiannya yang menutup tubuhnya datang mendekatiku dengan tingkah laku jalannya yang sedikit malu-malu dan pandangan matanya yang begitu jernih sejernih air mutiara telaga surga. Ku terpesona melihat bidadari itu. Semakin lama bidadari itu semakin dekat dan semakin dekat. Ternyata sungguh mempesonanya bidadari itu, dia adalah wanita yang aku idam-idamkan sejak kelas 7 di SMP. Hatiku semekin berdetak semakin kencang, grogi karnanya.  
Fajar mulai terlihat di ufuk timur dengan bentangan kesejukan yang menyelimuti diriku ini. “Hari sudah pagi, ku harus bergegas tuk berangkat sekolah, Lia my dear I am coming for you…” ucapku penuh semangat yang membara berapi-api tuk bertemu dengan Liayati Mukarromah, Gadis Pujaan Hatiku. Ku siram tubuhku dengan air dingin di kamar mandi milikku yang kecil berwarna kuning dan bersih itu. Kesegaran air yang menyejukkan diriku itu membuat hati ini semakin semangat menjalani hari-hari selanjutnya.
“Kriiiiiiiing…..”
Tak terasa sudah pukul setengah tujuh. Ku mulai bergegas berangkat sekolah dengan sepeda biru besar milikku yang sudah mulai usang itu. Mulai dari rumah hingga masuk ke kelas, ku tersenyum melulu karna hari ini adalah hari yang akan spesial untukku. Di depan kelasku yang indah itu, aku disambut oleh temen-temen perempuan kelasku dengan teriakan-teriakan yang menggelegar sehingga menyebabkan wrga sekolah yang lain menatap diriku yang kurus dan lugu ini. Pipiku kemerah-merahan menahan malu karna teriakan-teriakan tadi.
Ku mulai melangkah mendekati pintu dan membukanya perlahan-lahan. Aku terkejut, ternyata muncul seorang bidadari yang aku cintai sejak tiga tahun yang lalu, Liayati namanya. Tatapan matanya yang begitu indah menawan membuatku semakin melayang terpesona hingga ku mulai tersadar bahwa kita sedang bertatap-tatapan. Dari situ kuluguan dari diriku mulai kelihatan muncul dari kehangatan tubuhku. Ku hanya tersenyum padanya dan mulai berjalan lagi menuju tempat duduk kecilku yang berada paling depan dekat meja guru. Dia pun membalas senyumku dengan senyum manisnya. Sungguh senang hati ini ketika dia membalas senyum dari diriku.
Tidak mau kalah, para teman laki-laki kelasku juga menggodaku dengan kata-kata yang membuatku salah tingkah. Ku hanya seperti orang yang tidak jelas keberadaannya karena bingung dan malu saat di goda oleh teman-teman kelasku.
Lonceng sekolah meneriakkan suara kerasnya, tanda jam pelajaran akan dimulai. Aku dan teman-temanku bergegas duduk di bangku mungilnya masing-masing. Kami pun mulai berdoa untuk memulai pelajaran. Terasa hikmatnya suasana kelasku ketika berdoa bersama. Tak lama kemudian guru pelajaran biologi, Ibu Nunung dengan jalannya yang lemah gemulai itu. Walaupun aku mencintai seorang wanita pujaan hati, perhatianku terhadap guru tetap tinggi. Hingga pukul delapan salah satu temanku, Aniq berkata, “Eh Bu ada gosip baru lho di kelas ini, ada yang saling cinta”. “Siapa dia?” jawab Bu Nunung dengan wajah yang penasaran tentang siapa yang di gosipkan di kelasku ini. Dengan serentak teman-teman perempuan kelasku membalas pertanyaan guru itu dengan lantang “LIA BU….LIA….”. Wajahkku mulai tampak kemerah-merahan menahan malu, apalagi ketika bu guru bertanya kembali “Dengan siapa anak-anak? Kok girang banget?”. “HADI….” sahut teman-teman kelasku sambil menunjuk ke arahku. Aku pun jadi salting dengan kelakuan yang aneh dariku. Ibu Nunung menyambung pembicaraannya lagi sambil mendekatiku dengan senyuman manisnya sambil berkata, “Hehe… gak pa pa ya mas ya” berhenti sejenak “Masa remaja kaya gitu itu biasa kok, sudah kodratnya”. Rasa malu dalam diriku mulai memuncak wajahku merah jambu menahan malu tersebut.
Pelajaran biologi pun di lanjutkan kembali. Ketika melontarkan sebuah soal Bu Nunung membaginya dengan perwakilan dari siswa laki-laki dan perempuan. “Siapa yang mau maju dari perwakilan Kaum Hawa?” Ibu Nunung memberikan waktunya untuk seseorang yang akan menjawab soal yang ada di papan tuLia yang lebar nan bersih itu. “LIA Bu…” sekelas serentak menjawab dengan sepontan. “Yang laki-laki, siapa?” Ibu menyambung pembicaraannya kembali, dengan kompak teman-teman kelasku menjawab, “HADI…” karena aku dan dia tercantum dalam selebritas hot bulan itu.

Sepulang sekolah ketika mentari mulai lelah menyinari hari itu sekitar pukul 15:30, aku ingin menjadikan dia menjadi pujaan hatiku. Itupun terkabulkan pada hari itu, Kamis 10 November 2011. Beteng, gedung sekolah, dan tempat tidur menjadi saksi bisu percintaan kami berdua. Di hari itu aku merasa senang karena bisa mendapatkan wanita yang mempesona, yang aku idam-idamkan tiga tahun sebelumnya. Tentu hal ini ada campur dari orang lain yaitu Ulfah dan Malika, sahabat dia sejak menduduki bangku SMP. 

No comments:

Post a Comment